Translate

Selasa, 28 Agustus 2012

jangan menganggap sepele


Agan-agan, disini saya akan membahas tema tentang pentingnya beradaptasi dengan lingkungan dan situasi yg baru. Kenapa saya ingin membahas ini? Jujur saja, ini adalah unek-unek yg sedang saya rasakan. Hhe

Pertama kita ambil perumpamaan seperti ini, beruang kutub jika dipaksa hidup di hutan tropis jelas akan mati. Begitupun jika beruang madu dipaksa untuk hidup di antartica  jelas akan mati pula.
Apa penyebabnya? 
Itu karena mereka tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya. Secara kasar, itu bukan habitatnya.
Hikmah bagi kita, kita jangan memaksakan akan segala sesuatu. Hiduplah dilingkungan yg tidak terlalu jauh dari kemampuan fisik, psikologi, dan batas toleransi diri kita sendiri.
Contoh, kita orang miskin, maka jangan memaksakan untuk main atau nongkrong ke tempat-tempat yg berkesan untuk kalangan highclass. So, secara kasarnya ukurlah diri kalian sendiri sebelum terjun atau melaksanakan sesuatu. Tanyakan pada diri kalian apakah kalian sanggup atau tidak. Disini saya tidak menyuruh kalian untuk berkecil hati, justru saya ingin agar kalian lebih percaya diri. Kuncinya adalah mengetahui siapa kalian, apa kelemahan dan kelebihan kalian. Satu hal yg harus selalu kalian yakini, yakinlah bahwa setiap manusia itu pasti punya sesuatu yg tidak orang lain punya. Maka disitulah keistimewaan kalian. Disitulah kalian harusnya menonjolkan diri. So, its time to get up.

Perumpamaan kedua adalah, jika anda akan menggiring sekumpulan kambing, reaksi mana yg akan kalian ambil? Apakah kalian akan mengiming-imingi mereka dengan rumput supaya mereka termotivasi untuk bergerak mengikuti kemana langkah anda pergi? Atau anda akan memaksa mereka berjalan sesuai kehendak anda dengan cara mencambuk mereka dari belakang supaya mereka menurut dan mengukuti keinginana anda?
Jawabannya tergantung pada keinginan dan pilihan anda sendiri. Cuma saya akan menggambarkan sekilas tentang bagaimana nanti hasilnya.
Hasil dari perumpamaan diatas adalah kedua cara tersebut memang ampuh dan si kambing bakalan bergerak mengikuti apa yg anda inginkan. 
Cara pertama adalah cara termudah. Kita cukup memotivasi para kambing itu. Tanpa kekerasan. Hanya sedikit usaha dan kesabaran. Tapi percayalah, hasilnya tak akan mengecewakan, bahkan akan lebih baik dari apa yg anda harapkan sebelumnya.
Cara kedua adalah cara yg penuh dengan paksaan. Bukan motivasi, tapi tekananlah yg anda berikan. Para kambing tersebut mungkin akan bergerak mengikuti sesuai dengan keinginan anda, tapi sisi negatifnya adalah berdampak pada kambing itu dan pada diri anda sendiri. Kenapa? Kok bisa? Selain para kambing itu kesakitan karena cambukan, mungkin saja mereka juga bisa tertekan. Endingnya mereka bukannya nurut, tapi malah kabur. Dampak bagi anda bahkan lebih parah lagi. Pertama anda akan buang-buang tenaga karena mencambuki mereka. Kedua, anda mungkin akan merasa kesal jika mereka tidak menurut. Dan ketiga anda bakalan terkena penyakit darah tinggi karena terlalu sering marah-marah sama kambing tsb. Hhe
Perumpamaan yg kedua saya khususkan buat atasan saya. Mudah-mudahan beliau membaca tulisan saya ini. (pasti baca lah, orang dia lagi kerja aja masih sibuk dengan blackberry-nya. Biasa, BBM-an. Katanya gaul. Padahal Cuma numpang beken doang). Mudah-mudahan beliau bisa memahami makna dari tulisan ini. Dalam hal apapun ada 3 hal yg harus dipakai secara bersinergis yaitu logika, penalaran, dan perasaan (hati). Inget bos, kami bukanlah para budak yg bisa loe perlakukan sesuka hati loe. Kami juga manusia. Emangnya loe, mana bisa loe disebut manusia, kan loe gak punya hati. Buktinya aja hati loe gak pernah loe pake.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikan komentar anda