“Duhai korban keganasan peliknya kehidupan urban.”
Lirik tersebut adalah sepenggal dari lagu belanja terus
sampai mati_efek rumah kaca. Sekilas memang tidak ada yg special, tapi kalau dipikir-pikir lagi
maknanya dalam loh.
Kita mau tidak mau terus tergerus oleh kehidupan urban. Yah kalau
secara kasarnya everything needed money. Seakan-akan perumpamaan waktu adalah
uang kini sudah jadi realita, bukan perumpamaan lagi.
“uang bukanlah segalanya, tapi segalanya memakai uang”,
betul tidak?
Contoh, di kota besar apa sih yg gratis? (kecuali bernafas,
melihat, mendengar, dsb .karena semua itu karunia illahi. Itu pun kalau kamunya
sehat. Kalau sakit mah tetap saja bayar. Contoh, bernafas saja beli oksigen /tabung).
Hhe
Selain itu kaya-nya tidak ada lagi yg gratis. Makan jelas
harus pakai uang, nge-kost wajib bayar, sekolah, ongkos, jajan, bahkan kencing-pun
harus bayar (di wc umum). Gila, segalanya pakai yg namanya kertas ajaib. Makanya
orang berlomba-lomba buat nyari ini barang berharga yg dinamakan MONEY dengan
berbagai cara. Ada yg pakai cara serong kanan serong kiri, senggol kanan
senggol kiri, bacok sana bacok sini, dll.
Gila, ternyata benar harta itu bikin buta. Saya kira Cuma cinta
saja yg bisa bikin buta, ternyata uang juga bisa. Wah sakti yah si-uang ini.
Uppsss, tapi bentar. Sekarang mah pacaran juga butuh uang
loh, gak cukup bermodalkan tampang, apalagi Cuma berdasarkan cinta. Hhe
Terus apa kita juga akan tetap terseret dengan keadaan
seperti ini?
Kalau tidak, bagaimana cara kita buat melawan dunia yg sudah
semakin kejam ini?
Apa tanpa uang kita mampu bertahan hidup?
Dan banyak lagi pertanyaan yg harus kita renungkan dan cari
jawabannya.
Tapi ingat, waktu, hidup, kebahagiaan, tidaklah hanya
bersumber dari uang saja, dan tidak akan bisa dibeli dengan uang berapapun
nominalnya. So, jangan sampai kehilangan sesuatu yg sangat berharga di hidup
kita Cuma hanya demi sejumlah uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berikan komentar anda